Rabu, 21 Januari 2009

Apa, Mengapa, Bagaimana, Dan Di mana Cinta

Oleh : Kuwat Pamuji

Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya? Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta"
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?" Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja,dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)". Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwa ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya"
Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"

Cinta yang kerap kali kita rasakan adalah hasrat yang enggan tergantikan walaupun ditukar dengan bermacam hal yang kamu anggap lebih tinggi nilainya, karena sesungguhnya cinta lebih tinggi dari semua itu, lebih bernilai dari permata terindah. Cinta adalah sesuatu yang tak bisa dipungkiri dan kehadirannya pun tak tersadari, dia datang tak terduga dan tak bisa dibuat-buat.

Terkadang kita dibingungkan oleh pertanyaan “Mengapa ada cinta kalau menyakitkan?”

Jika kamu masih merasa sakit ketika kamu merasa sudah mencintai tapi tidak dicintai sesungguhnya kamu belum sungguh-sungguh memberikan cinta karena cinta tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi. Memang cinta terkadang membawa penderitaan, tetapi tidak pernah dendam bahkan membalas dendamnya.

Cinta sejati adalah ketika seseorang yang kamu cintai mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata : Aku turut bahagia untukmu. Memang susah bahagia di atas hati yang kecewa, tapi sesugguhnya semua kekecewaan itu akan musnah manakala kamu bersedia mengikhlaskannya. Karena rasa ikhlas akan memberikan rasa tenang, damai dan menjauhkanmu dari rasa dendam dan benci.

Jika kamu pernah merasa disakiti oleh kekasihmu janganlah sekali-kali kamu mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup . Dan jangan sekali-kamu kamu mengatakan tidak mencintainya lagi, bilamana kamu masih belum dapat melupakannya. Satu – satunya cara agar kamu memperoleh kasih sayang adalah jangan menuntut agar kamu dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.

Seperti siang dan malam, itulah cinta, saling mengiringi. Seperti panas dan hujan, itulah cinta, saling meridukan. Seperti laut dan ombak, itulah cinta, saling setia. Sesungguhnya setiap hati telah tergariskan pasangannya jauh hari sebelum kita terlahir, dan alangkah indahnya jika cinta telah menemukan pasangannya.

4 komentar:

  1. terimakasih, artikelmu buatku terhibur dari luka patah hatiku

    BalasHapus
  2. bagus boz... sgt menyentuh,,,,,,,,,,,,,,,,,
    ko g da fto mba anggit boz he10x,.,.,.,.,,.

    BalasHapus
  3. buat yulianto, makasih atas sanjungannya
    eh, bagi pulsa donk............

    BalasHapus
  4. memang seperti itu. tapi sakit yang terasa akan memberi kita pelajaran. bagaimana menghargai orang lain, tidak hanya dalam cinta, tapi dalam segala hal. ketika bisa menemukan kunci dari pembelajaran itu, maka niscaya kita akan menjadi lebih baik.
    putus cinta bukanlah akhir dari segalanya. masih ada banyak hal di seberang samudera.

    BalasHapus